Langsung ke konten utama

habibie

Pak Habibi,, begitulah kami mengenal nama panggilan untuk BJ. Habiebie.

Semasa Aku di Sekolah Dasar, sebelum Aku mengerti arti perlunya membaca koran dan pentingnya menonton berita Nasional TVRI, Aku telah diperkenalkan dengan nama Pak Habibi ini.

Gambar foto dan namanya terpajang diantara sederet nama dan gambar foto menteri-menteri kabinet Pak Harto yang menghiasi dinding sekolah kami yang penuh bekas coret coretan usil.

Ia adalah menteri riset dan teknologi. Kata orang-orang tua kami dulu, Pak Habibi ini orang paling pinter.

Karena itu, kalau ada siswa SD yang cerdas, kecerdasannya itu akan dinisbatkan kepada kecerdasan milik Pak Habibi. "Si Anu itu pinter, seperti Pak Habibi..."

Bahkan pujian-dan sanjungan yang diberikan kepada seorang bayi yang baru lahir sekalipun, menyematkan nama Pak Habibi. "Selamat ya, lahir cowok, semoga kelak si anak ini jadi orang pinter seperti Pak Habibi.."

Begitulah nama Habibi itu menjadi perlambang "anak pintar". Maka tidak jarang orangtua di masa itu yang latah memberi nama anaknya "Habibi". Barangkali dengan suatu harapan agar si anak dikaruniai kecerdasan sesuai nama besar yang dibawanya.

Sekitar tahun 1995, saat aku sudah di bangku SMP dan sudah faham cara membaca koran, berhembus kabar Pak Habibi baru saja selesai bikin pesawat terbang. Pesawat yang diberi nama CN 250 Gatot Kaca itu konon sudah sempat diterbangkan.

Aku merasakan suatu perasaan bangga sebagai satu dari sekian juta manusia Indonesia pada waktu mendengar kali pertama pesawat bikinan anak bangsa akhirnya bisa terbang di langit negeri sendiri.

Indonesia dipuji banyak bangsa di dunia. Nama Habibie kian populer. Pada puncak perayaan ulang tahun emas 45 tahun merdeka itu, akhirnya kita bisa menerbangkan pesawat bikinan sendiri. Pak Harto tak kurang girangnya. Ini prestasi luar biasa yang pernah dia capai selama menjadi pemimpin diktator..!!

Atas keberhasilan ini, Habibie makin dekat dengan lingkaran dalam Pak Harto. Pada Pemilu 1997, Habibie diangkat sebagai juru kampanye Golkar. Dan yang masih Aku ingat, pada kampanye Pemilu 1997 di Jangkar Situbondo, Aku mendengar kabar bahwa yang akan turun langsung sebagai jurkam dalam kampanye itu adalah Pak Habibie.

(Kampanye di Jangkar Situbondo itu berakhir rusuh karena beberapa pendukung fanatik PPP melakukan tindak huru hara di sekitar lokasi kampanye Golkar.)

Di kemudian hari, Habibie menjadi orang penting yang akan menggantikan posisi Pak Harto sebagai orang nomor satu di Indonesia setelah negeri ini dilanda krisis ekonomi yang berujung pada meletusnya reformasi 1998. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ke Labuan Bajo

       Entah darimana isteriku dapat wangsit. T iba-tiba dia membuat rencana hendak   bepergian jauh: ke Labuan Bajo. Niatnya ini dia utarakan padaku, kira-kira tiga bulan sebelum keberangkatan kami.; “Kita akan ke Labuan Bajo   di musim liburan anak-anak nanti.” Tekadnya untuk pergi kian bulat, sebulat telur penyu. Dia rajin melihat review-review di kanal youtube dan medsos lainnya untuk mendapatkan kiat-kiat menempuh perjalanan jauh itu. Aku sendiri tidak pernah terpikir akan jalan-jalan ke sana. Jangankan ke Labuan Bajo, ke pulau tetangga (Sumbawa) saja saya belum pernah injakkan kaki. Sejauh ini, pemandangan di wilayah bagian timur Indonesia hanya saya saksikan secara intens dari menonton film-film Ekspedisi Indonesia Biru garapan dua jurnalis, Bung Dandhy Dwi Laksono dan Suparta Arz alias Ucok.  Keduanya melakukan perjalanan keliling Nusantara di tahun 2015 silam, cumak bermodal honda bebek, tapi dengan hasil gambar-gambar video yang kemudia...

Fasholatan Kiai Asnawi Kudus

SETELAH hampir setahun, baru kali ini saya punya kesempatan membuka-buka dan membaca sebuah kitab mungil, Kitab Fasholatan , karya Kiai Asnawi Bandan Kudus. Kitab ini dihadiahi Ibu Nyai Sohib Bisri saat kami berziarah ke kediaman beliau di Pesantren Denanyar Jombang dalam bulan Agustus 2016 silam. Kebetulan isteri saya pernah mondok di asrama di bawah asuhan Nyai Sohib. Kedatangan kami ke Denanyar itu jadi semacam acara sowan murid kepada guru.  Bukan main hadiah yang diberikan sang guru kepada bekas muridnya, sebuah kitab berisi tuntunan sholat, dengan harapan agar si murid jangan sampai lalai terhadap kewajiban agama yang maha penting itu. Isteri saya bersama gurunya, Nyai Sohib Bisri (tengah) di Denanyar Djombang Barangkali sang guru tahu belaka kebiasaan para santri mereka setelah jauh dari pesantren, dan hidup bermasyarakat. Sebagian dari mereka telah banyak yang melupakan kebiasaan-kebiasaan saat mondok dulu, hanyut dalam kehidupan yang serba mementingka...

Larantuka

Ada dua jalur yang akan ditempuh untuk sampai ke Ende. Pertama, dengan kapal laut yang bertolak dari Surabaya. Kedua, dengan kapal laut yang sama yang bertolak dari Lombok. Keduanya sama-sama pilihan yang ambigu.  Setelah berdiskusi, akhirnya kami ambil opsi kedua; bertolak dari Gilimas Lombok. Itu artinya, kami harus menyeberang ke Lombok dulu dari Padangbay menuju Lembar. Perjalanan dari rumah kami di Jembrana Bali, dimulai pada jam 2 siang, tanggal 10 Juni 2025, hari Selasa, bertepatan tanggal 14 Dzulhijjah 1446 tahun hijriyah.  Kendaraan masih Toyota Rush Konde legendaris yang sudah hampir dua belas tahun menemani perjalanan kami. Segala sesuatu persiapan terkait kendaraan ini sudah Aku cukupi. Mulai dari servis berkala, penggantian oli mesin, ganti bearings (klaher) di bagian roda depan kiri, perbaikan seal rem yang rusak, hingga penggantian empat buah ban roda. Kali ini Aku coba pakai GT Savero untuk mengganti merk ban asli Dunlop.  Harga GT Savero lebih murah 450.0...