Langsung ke konten utama

Kuliner Lombok

Setelah gempa bumi tempo hari, makin banyak orang tidak sabar ingin pergi ke Lombok buat mengantar bantuan untuk korban gempa sekalian jalan-jalan.

Jika tujuan kalian jalan-jalan. Sekali lagi...
Kuperkenalkan pada kalian macam-macam kuliner khas Lombok yang sudah kalian dengar di televisi dan yang belum pernah kalian dengar.

Akan tampaklah pada kalian bagaimana orangtua kami dulu sangat mahir membikin penganan lauk pauk dari bahan bahan sederhana di sekitar mereka. Bukan bahan penganan impor yang kini makin merajalela menjajah selera kita.

 Mulai dari macam-macam sambal:

Sambal Kenango (Walang Sangit)

Anda tahu binatang serangga bernama walang sangit???!! Di musim tertentu, saat jumlah populasinya melimpah, binatang ini menjadi tangkapan orang dan dijual di pasar-pasar tradisional. Belalang yang mengeluarkan bau menyengat ini ternyata memancing selera makan orang-orang tua kami di Lombok, dengan mengolahnya menjadi sambal. Kalau engkau penasaran, tanyalah bagaimana cara membikin sambal dari serangga ini..😙 Waktu aku kecil dulu, Aku sering mencoba mencicip sambal kegemaran orangtuaku ini.

Sambal Komak (kacang koro)

Diantara jenis kacang kacangan keras seperti kerikil, biji koro (komak) adalah salah satunya. Di tangan orang orang tua kami di Lombok, kacang ini sanggup diolah menjadi sambal yang yahut. Sambal ini adalah salah satu favoritku.

Sambal Beberuq

Sambal yang satu ini cukup populer. Hampir sebagian banyak warung makan di Lombok menyediakan sambal mentah dari tomat ini. Biasanya sambal ini berdampingan dengan pelecing kangkung. Ini juga sambal favoritku. Irisan terung muda dan kacang panjang muda yang menjadi campuran sambal ini membuat citarasanya tak terlupakan olehku..😋😋

Sambal Paok (buah mangga muda)😀

Kau tau bahwa di Lombok mangga muda dapat dibikin jadi sambal sebagai pendamping nasi... Rasanya wow.. .. Orangtua kami biasa bikin sambal ini di musim buah mangga.

Sambal Acan

Sambal terasi (acan). Berbahan dasar sederhana. Trasi yang dibakar dan cabai. Sambal ini termasuk yang jadi favoritku... apalagi dimakan dengan terung bulat muda.

Sambal tempe

Sebetulnya ini mirip oseng tempe di Jawa. Bedanya, oseng tempe Lombok lebih puedes.. lantas dinamai Sambal Tempe.

Sambal Masin (rebon)

Dikenal dengan sambal masin lantaran rasanya  dominan pedas asin. Berbahan cucu udang alias rebon, sambal ini termasuk jajaran sambal favoritku. Ibukulah yang sangat pandai membikin sambal ini. Dicampur dengan irisan buah botor muda (kacang kapri muda) dan irisan cabai besar muda, sambal ini sangat menggugah selera makan.

Sambal Teri

Berbahan dasar gerang ikan teri. Sambal ini juga sangat menggoda lidah. 👍👍

Sambal Tunjen

Sambal ini sama dengan sambal korek kalau di Jawa. Bahannya paling sederhana: cabai dan garam yang diulek. Kreasi sambal ini barangkali lahir dipicu oleh situasi krisis pada masa lampau..🤔🤔









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ke Labuan Bajo

       Entah darimana isteriku dapat wangsit. T iba-tiba dia membuat rencana hendak   bepergian jauh: ke Labuan Bajo. Niatnya ini dia utarakan padaku, kira-kira tiga bulan sebelum keberangkatan kami.; “Kita akan ke Labuan Bajo   di musim liburan anak-anak nanti.” Tekadnya untuk pergi kian bulat, sebulat telur penyu. Dia rajin melihat review-review di kanal youtube dan medsos lainnya untuk mendapatkan kiat-kiat menempuh perjalanan jauh itu. Aku sendiri tidak pernah terpikir akan jalan-jalan ke sana. Jangankan ke Labuan Bajo, ke pulau tetangga (Sumbawa) saja saya belum pernah injakkan kaki. Sejauh ini, pemandangan di wilayah bagian timur Indonesia hanya saya saksikan secara intens dari menonton film-film Ekspedisi Indonesia Biru garapan dua jurnalis, Bung Dandhy Dwi Laksono dan Suparta Arz alias Ucok.  Keduanya melakukan perjalanan keliling Nusantara di tahun 2015 silam, cumak bermodal honda bebek, tapi dengan hasil gambar-gambar video yang kemudia...

Fasholatan Kiai Asnawi Kudus

SETELAH hampir setahun, baru kali ini saya punya kesempatan membuka-buka dan membaca sebuah kitab mungil, Kitab Fasholatan , karya Kiai Asnawi Bandan Kudus. Kitab ini dihadiahi Ibu Nyai Sohib Bisri saat kami berziarah ke kediaman beliau di Pesantren Denanyar Jombang dalam bulan Agustus 2016 silam. Kebetulan isteri saya pernah mondok di asrama di bawah asuhan Nyai Sohib. Kedatangan kami ke Denanyar itu jadi semacam acara sowan murid kepada guru.  Bukan main hadiah yang diberikan sang guru kepada bekas muridnya, sebuah kitab berisi tuntunan sholat, dengan harapan agar si murid jangan sampai lalai terhadap kewajiban agama yang maha penting itu. Isteri saya bersama gurunya, Nyai Sohib Bisri (tengah) di Denanyar Djombang Barangkali sang guru tahu belaka kebiasaan para santri mereka setelah jauh dari pesantren, dan hidup bermasyarakat. Sebagian dari mereka telah banyak yang melupakan kebiasaan-kebiasaan saat mondok dulu, hanyut dalam kehidupan yang serba mementingka...

Saya Dibantah

Ketika membahas tentang mitologi pada sebuah kuliah di bulan Mei lalu, saya menjelaskan beberapa contoh dari cerita rakyat dan juga kitab suci. Dalam kitab suci, saya menyebut surat al-fiil , kemudian kisah tentang Adam dan Hawa sebagai contoh. Saya katakan kepada mahasiswa bahwa kedua ayat itu (dan masih banyak yang lain) merupakan contoh mitologi. Mitos saya definisikan sebagai "cara masyarakat membahasakan dan menamai realitas yang dihadapinya." Sebetulnya, definisi ini saya pinjam dari Roland Barthes. Ia mendefinisikan mitos sebagai " a type of speech ," cara bicara. Kita tahu, surat al-fiil itu bicara tentang serombongan tentara berkendara gajah dari Yaman dipimpin oleh seorang raja bernama Abrahah, yang hendak menyerang tanah haram, Mekah. Akan tetapi, rencana besar raja Abrahah ini menemui kegagalan. Di tengah perjalanan menuju Mekah, serombongan burung mengepung dan melempari tentara bergajah itu dengan batu dari neraka. Lumatlah mereka. Diceritakan dalam ...