Langsung ke konten utama

Black Tuesday

11 September 2001, hari Selasa. Dua buah pesawat secara berurutan menabrak menara kembar World Trade Center (WTC) di Mannhattan New York Amerika.

Sekitar 5000 manusia terpanggang hangus, termasuk seluruh penumpang pesawat itu. Mata dunia terbelalak...🤤🤤🤤 Tetapi Aku sendiri tidak terkejut. Hanya takjub setelah jauh kemudian hari menonton bagaimana detik-detik ketika dua pesawat itu mencium menara tertinggi di AS itu.

Saat kejadian itu, aku baru semester 4 di IAIN Suka. Koran-koran tanahair ramai membicarakan kejadian tersebut.

Peristiwa  itu sekaligus menandai dunia yang tengah berobah drastis. Setelah krisis ekonomi 97-98 melanda Asia. Peristiwa yang terjadi hari Selasa itu merobah cara pandang Barat terhadap Islam. Sebab, konon pelaku pembajakan dua pesawat tersebut adalah warga Arab Saudi (Islam) didikan Osama bin Laden.

Yang paling menonjol dari rangkaian peristiwa itu adalah kemunculan satu kata angker dalam kamus pembicaraan global-sosial: Teroris...!!!

(Teman saya sampai membuatnya jadi akronim: terong diiris-iris....).

 Kata Teroris ini sebetulnya sudah pernah Aku dengar sejak kecil. Dari film-film layar tancap yang diputar di akhir pekan di lapangan umum desaku dengan harga karcis Rp. 25 rupiah.

Lama setelah itu, Aku tak pernah mendengar kata Teroris. Lebih sering terdengar kata: OTB ( Organisasi Tanpa Bentuk) yang dipopulerken oleh daripada Orde Baru, untuk menamai organisasi misterius macam PKI itulah..😆

Setelah kata Teroris mendunia, aksi bom boman melanda dunia. Inilah jaman bom. Tuan George Walker Bush si Paranoid itu lantas ngasi pengumuman "perang melawan teroris. Tuhan merestui kita melawan teror." ..!!

Bom di Bali meledak pada Oktober 2002,  setahun setelah black tuesday Amerika.

Kita pun terhenyak... Mengapa di negara pancasila bom bisa meledak...??!!.. Ow, bom sudah sampai di halaman kita. ..!!

Bom-boman bukan lagi mainan lempar lempar tanah lempung yang pecah setelah mencapai tanah, sebagai permainan anak anak di kampung.

Tuan Bush yang seperti banteng matador main seruduk menuduh Taliban di Afghanistan, menuduh diktatur Iraq Bro Saddam Hussein, menuduh pemimpin setengah dewa Korea Utara Kim Jong-(K)ill sebagai poros syaithon (axis of evil) penyebar teror...!!!

Sejak itu dunia dilanda perang-perangan. Dunia berobah menjadi dunia teror. 😭😭😭




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ke Labuan Bajo

       Entah darimana isteriku dapat wangsit. T iba-tiba dia membuat rencana hendak   bepergian jauh: ke Labuan Bajo. Niatnya ini dia utarakan padaku, kira-kira tiga bulan sebelum keberangkatan kami.; “Kita akan ke Labuan Bajo   di musim liburan anak-anak nanti.” Tekadnya untuk pergi kian bulat, sebulat telur penyu. Dia rajin melihat review-review di kanal youtube dan medsos lainnya untuk mendapatkan kiat-kiat menempuh perjalanan jauh itu. Aku sendiri tidak pernah terpikir akan jalan-jalan ke sana. Jangankan ke Labuan Bajo, ke pulau tetangga (Sumbawa) saja saya belum pernah injakkan kaki. Sejauh ini, pemandangan di wilayah bagian timur Indonesia hanya saya saksikan secara intens dari menonton film-film Ekspedisi Indonesia Biru garapan dua jurnalis, Bung Dandhy Dwi Laksono dan Suparta Arz alias Ucok.  Keduanya melakukan perjalanan keliling Nusantara di tahun 2015 silam, cumak bermodal honda bebek, tapi dengan hasil gambar-gambar video yang kemudia...

Fasholatan Kiai Asnawi Kudus

SETELAH hampir setahun, baru kali ini saya punya kesempatan membuka-buka dan membaca sebuah kitab mungil, Kitab Fasholatan , karya Kiai Asnawi Bandan Kudus. Kitab ini dihadiahi Ibu Nyai Sohib Bisri saat kami berziarah ke kediaman beliau di Pesantren Denanyar Jombang dalam bulan Agustus 2016 silam. Kebetulan isteri saya pernah mondok di asrama di bawah asuhan Nyai Sohib. Kedatangan kami ke Denanyar itu jadi semacam acara sowan murid kepada guru.  Bukan main hadiah yang diberikan sang guru kepada bekas muridnya, sebuah kitab berisi tuntunan sholat, dengan harapan agar si murid jangan sampai lalai terhadap kewajiban agama yang maha penting itu. Isteri saya bersama gurunya, Nyai Sohib Bisri (tengah) di Denanyar Djombang Barangkali sang guru tahu belaka kebiasaan para santri mereka setelah jauh dari pesantren, dan hidup bermasyarakat. Sebagian dari mereka telah banyak yang melupakan kebiasaan-kebiasaan saat mondok dulu, hanyut dalam kehidupan yang serba mementingka...

Saya Dibantah

Ketika membahas tentang mitologi pada sebuah kuliah di bulan Mei lalu, saya menjelaskan beberapa contoh dari cerita rakyat dan juga kitab suci. Dalam kitab suci, saya menyebut surat al-fiil , kemudian kisah tentang Adam dan Hawa sebagai contoh. Saya katakan kepada mahasiswa bahwa kedua ayat itu (dan masih banyak yang lain) merupakan contoh mitologi. Mitos saya definisikan sebagai "cara masyarakat membahasakan dan menamai realitas yang dihadapinya." Sebetulnya, definisi ini saya pinjam dari Roland Barthes. Ia mendefinisikan mitos sebagai " a type of speech ," cara bicara. Kita tahu, surat al-fiil itu bicara tentang serombongan tentara berkendara gajah dari Yaman dipimpin oleh seorang raja bernama Abrahah, yang hendak menyerang tanah haram, Mekah. Akan tetapi, rencana besar raja Abrahah ini menemui kegagalan. Di tengah perjalanan menuju Mekah, serombongan burung mengepung dan melempari tentara bergajah itu dengan batu dari neraka. Lumatlah mereka. Diceritakan dalam ...