Langsung ke konten utama

Jong Un Jumpa Trump

Ahai... sungguh lucu dunia ini. Dua pemimpin negara yang lama berseteru, Amerika-Korea Utara mengadakan kopi darat di Pulau Sentosa Singapura, 12 Juni lampau.

Kim Jong Un pewaris negeri Stalinis akhirnya berjabattangan hangat dengan si Pikun Donald "duck" Trump. Padahal, beberapa bulan sebelumnya, dua orang ini sama-sama getol saling ejek.

Apa yang mereka bicarakan di pulau hasil reklamasi yang konon pasirnya diselundupkan dari Indonesia itu?

Kesimpulanku begini:

Trump: Hei men, mau tidak kamu musnahkan instalasi nuklirmu?

Jong Un: Beres... kamu sendiri kan sudah lihat aku bom seluruh pangkalan yang kujadikan tempat ujicoba nuklirku.

Trump: Okelah kalao begitu, aku bakal bantu kamu keluar dari krisis ekonomi...

Korut memang sedang menghadapi krisis ekonomi berkepanjangan, kata sebuah analisa. Jumlah penduduk usia kerja bertambah saban tahun, namun lapangan kerja tak bertambah tambah.

Bertahun-tahun sangsi ekonomi yang ditimpakan pada Korut membuat negara itu kian terpuruk ke titik nadir.

Si pewaris tahta dinasti Kim, Jong-un yang punya potongan rambut mirip tokoh kartun di film....apa itu saya sudah lupa judulnya, berinisiatif mereformasi situasi di dalam negerinya.

Mula-mula dia jumpa presiden Korea Selatan yang baru Mo Jae in, dalam sebuah pertemuan yang juga disebut "bersejarah" di Panmunjom. Di sebuah wilayah tapal batas antara Korsel-Korut.

Pertemuan kedua pemimpin ini tampak mesra, seperti kakak beradik yang baru pertama berjumpa setelah terpisah jauh.

Diplomasi di atas meja makan pun berlangsung. Dan dari situlah turun ilham buat Jong Un untuk bertemu si Tua Bangka Donald Trump.😤😤

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ke Labuan Bajo

       Entah darimana isteriku dapat wangsit. T iba-tiba dia membuat rencana hendak   bepergian jauh: ke Labuan Bajo. Niatnya ini dia utarakan padaku, kira-kira tiga bulan sebelum keberangkatan kami.; “Kita akan ke Labuan Bajo   di musim liburan anak-anak nanti.” Tekadnya untuk pergi kian bulat, sebulat telur penyu. Dia rajin melihat review-review di kanal youtube dan medsos lainnya untuk mendapatkan kiat-kiat menempuh perjalanan jauh itu. Aku sendiri tidak pernah terpikir akan jalan-jalan ke sana. Jangankan ke Labuan Bajo, ke pulau tetangga (Sumbawa) saja saya belum pernah injakkan kaki. Sejauh ini, pemandangan di wilayah bagian timur Indonesia hanya saya saksikan secara intens dari menonton film-film Ekspedisi Indonesia Biru garapan dua jurnalis, Bung Dandhy Dwi Laksono dan Suparta Arz alias Ucok.  Keduanya melakukan perjalanan keliling Nusantara di tahun 2015 silam, cumak bermodal honda bebek, tapi dengan hasil gambar-gambar video yang kemudia...

Fasholatan Kiai Asnawi Kudus

SETELAH hampir setahun, baru kali ini saya punya kesempatan membuka-buka dan membaca sebuah kitab mungil, Kitab Fasholatan , karya Kiai Asnawi Bandan Kudus. Kitab ini dihadiahi Ibu Nyai Sohib Bisri saat kami berziarah ke kediaman beliau di Pesantren Denanyar Jombang dalam bulan Agustus 2016 silam. Kebetulan isteri saya pernah mondok di asrama di bawah asuhan Nyai Sohib. Kedatangan kami ke Denanyar itu jadi semacam acara sowan murid kepada guru.  Bukan main hadiah yang diberikan sang guru kepada bekas muridnya, sebuah kitab berisi tuntunan sholat, dengan harapan agar si murid jangan sampai lalai terhadap kewajiban agama yang maha penting itu. Isteri saya bersama gurunya, Nyai Sohib Bisri (tengah) di Denanyar Djombang Barangkali sang guru tahu belaka kebiasaan para santri mereka setelah jauh dari pesantren, dan hidup bermasyarakat. Sebagian dari mereka telah banyak yang melupakan kebiasaan-kebiasaan saat mondok dulu, hanyut dalam kehidupan yang serba mementingka...

Larantuka

Ada dua jalur yang akan ditempuh untuk sampai ke Ende. Pertama, dengan kapal laut yang bertolak dari Surabaya. Kedua, dengan kapal laut yang sama yang bertolak dari Lombok. Keduanya sama-sama pilihan yang ambigu.  Setelah berdiskusi, akhirnya kami ambil opsi kedua; bertolak dari Gilimas Lombok. Itu artinya, kami harus menyeberang ke Lombok dulu dari Padangbay menuju Lembar. Perjalanan dari rumah kami di Jembrana Bali, dimulai pada jam 2 siang, tanggal 10 Juni 2025, hari Selasa, bertepatan tanggal 14 Dzulhijjah 1446 tahun hijriyah.  Kendaraan masih Toyota Rush Konde legendaris yang sudah hampir dua belas tahun menemani perjalanan kami. Segala sesuatu persiapan terkait kendaraan ini sudah Aku cukupi. Mulai dari servis berkala, penggantian oli mesin, ganti bearings (klaher) di bagian roda depan kiri, perbaikan seal rem yang rusak, hingga penggantian empat buah ban roda. Kali ini Aku coba pakai GT Savero untuk mengganti merk ban asli Dunlop.  Harga GT Savero lebih murah 450.0...