Langsung ke konten utama

V Money

Apakah revolusi terbesar yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir ini??? Ialah bergantinya sistem alat transaksi dari "uang fisik" ke 'uang maya' alias virtual money alias V-money, sebagian menyebutnya cryptocurrency.

Dugaan saya, dalam beberapa tahun mendatang (mungkin 20 tahun lagi) uang fisik (kertas dan logam) akan hilang dari peredaran. Atau jika tidak hilang, penggunaannya semakin berkurang.

Ini semua gara-gara lahirnya teknologi komputerasi smartphone yang makin banyak digunakan oleh anak cucu Adam-Hawa di seluruh dunia.


V-money


Saya adalah contoh orang paling katrok. Alias ketinggalan jaman. Handphone yang saya pakai masih Nokia 1200 yang kubeli tahun 2008 silam. Ketika saya berjumpa dengan kawan-kawan dalam sebuah pertemuan, mereka sering menanyakan pada saya: We A mu berapa???  (WA = whats app), teknik chatting real time dengan smart phone. Lantas saya bilang: "saya tak punya WA. Henpon saya masih Nokia. Kalau kirim kabar SMS saja." Si kawan tadi berkerut keningnya. Tak habis pikir di jaman Android ini masih ada orang yang belum punya WA.

Baru-baru ini aku beli smartphone, Android. Yah, kucoba-cobalah mempelajari aplikasi yang ada di telpon pintar ini. Termasuk aplikasi WA.. Apa yang terjadi?? Memang sih, banyak faedahnya. Bisa lebih mudah saling kontak. Tak perlu masukkan email dan password.

Tapi ada juga sisi menjengkelkannya. Bayangkan.. tiba-tiba saya dibawa ke sebuah group pertemanan. Isinya komentar orang ngalor ngidul yang kadang jelas kadang tak jelas isinya. Pokoknya bikin pening..!!

Okelah. Tapi disamping itu faedah telpon pintar ini masih banyak juga. Sekarang bayar tagihan, beli pulsa, bayar utang, pesan makan dan banyak lagi semua dilakukan lewat smartphone. Kalau kehabisan pulsa HP, tak perlu lagi nengok toko tetangga...!! Rogoh dompet dan bayar pakai uang kertas.. Semua transaksi sudah terlaksana di dunia maya. Pertukaran uangnya terjadi secara virtual dan cepat.....

Saya bayangkan kelak -mungking 20 tahun lagi- pedagang-pedagang di pasar tradisional di Bali sudah pada genggam Android dan terima bayaran dari pembeli dengan transfer virtual ke akun virtual mereka. Tak perlu lagi sibuk cari uang kembalian...!!!

Apakah kita sudah sedia menghadapi revolusi besar ini???


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ke Labuan Bajo

       Entah darimana isteriku dapat wangsit. T iba-tiba dia membuat rencana hendak   bepergian jauh: ke Labuan Bajo. Niatnya ini dia utarakan padaku, kira-kira tiga bulan sebelum keberangkatan kami.; “Kita akan ke Labuan Bajo   di musim liburan anak-anak nanti.” Tekadnya untuk pergi kian bulat, sebulat telur penyu. Dia rajin melihat review-review di kanal youtube dan medsos lainnya untuk mendapatkan kiat-kiat menempuh perjalanan jauh itu. Aku sendiri tidak pernah terpikir akan jalan-jalan ke sana. Jangankan ke Labuan Bajo, ke pulau tetangga (Sumbawa) saja saya belum pernah injakkan kaki. Sejauh ini, pemandangan di wilayah bagian timur Indonesia hanya saya saksikan secara intens dari menonton film-film Ekspedisi Indonesia Biru garapan dua jurnalis, Bung Dandhy Dwi Laksono dan Suparta Arz alias Ucok.  Keduanya melakukan perjalanan keliling Nusantara di tahun 2015 silam, cumak bermodal honda bebek, tapi dengan hasil gambar-gambar video yang kemudia...

Fasholatan Kiai Asnawi Kudus

SETELAH hampir setahun, baru kali ini saya punya kesempatan membuka-buka dan membaca sebuah kitab mungil, Kitab Fasholatan , karya Kiai Asnawi Bandan Kudus. Kitab ini dihadiahi Ibu Nyai Sohib Bisri saat kami berziarah ke kediaman beliau di Pesantren Denanyar Jombang dalam bulan Agustus 2016 silam. Kebetulan isteri saya pernah mondok di asrama di bawah asuhan Nyai Sohib. Kedatangan kami ke Denanyar itu jadi semacam acara sowan murid kepada guru.  Bukan main hadiah yang diberikan sang guru kepada bekas muridnya, sebuah kitab berisi tuntunan sholat, dengan harapan agar si murid jangan sampai lalai terhadap kewajiban agama yang maha penting itu. Isteri saya bersama gurunya, Nyai Sohib Bisri (tengah) di Denanyar Djombang Barangkali sang guru tahu belaka kebiasaan para santri mereka setelah jauh dari pesantren, dan hidup bermasyarakat. Sebagian dari mereka telah banyak yang melupakan kebiasaan-kebiasaan saat mondok dulu, hanyut dalam kehidupan yang serba mementingka...

Larantuka

Ada dua jalur yang akan ditempuh untuk sampai ke Ende. Pertama, dengan kapal laut yang bertolak dari Surabaya. Kedua, dengan kapal laut yang sama yang bertolak dari Lombok. Keduanya sama-sama pilihan yang ambigu.  Setelah berdiskusi, akhirnya kami ambil opsi kedua; bertolak dari Gilimas Lombok. Itu artinya, kami harus menyeberang ke Lombok dulu dari Padangbay menuju Lembar. Perjalanan dari rumah kami di Jembrana Bali, dimulai pada jam 2 siang, tanggal 10 Juni 2025, hari Selasa, bertepatan tanggal 14 Dzulhijjah 1446 tahun hijriyah.  Kendaraan masih Toyota Rush Konde legendaris yang sudah hampir dua belas tahun menemani perjalanan kami. Segala sesuatu persiapan terkait kendaraan ini sudah Aku cukupi. Mulai dari servis berkala, penggantian oli mesin, ganti bearings (klaher) di bagian roda depan kiri, perbaikan seal rem yang rusak, hingga penggantian empat buah ban roda. Kali ini Aku coba pakai GT Savero untuk mengganti merk ban asli Dunlop.  Harga GT Savero lebih murah 450.0...