Puasa adalah ibadah ruhani yang punya dampak bagi jasmani. Demikian saya ingin menyebutkan pengertian hadis Nabi "Berpuasalah niscaya engkau akan merasakan manfaatnya bagi kesehatan" (Shuumuu tashihhu).
Saya sendiri merasakan manfaat puasa seperti ujaran Nabi itu. Ceritanya begini; dulu sebelum nikah, berat bersih badan saya hanya 47 kilogram. Lima bulan setelah menikah bertambah menjadi 55 kilogram. Dan setahun kemudian melonjak tajam menjadi seberat 68 kilogram
Itu adalah berat badan tertinggi yang pernah saya capai. Akibatnya, banyak celana pantalon dan baju saya yang tiba-tiba terasa sesak dan tidak menyenangkan untuk dikenakan. Nomor pinggang celana saya semula 27 - 28 senti. Setelah berat badan saya meningkat menjadi 55 hingga 68, nomor pinggang celana yang bisa ditoleransi selebar 34 senti.
Banyak yang kaget melihat perubahan drastis bentuk tubuh saya yang kelewat gemuk. Seringkali ungkapan takjub melihat perubahan bentuk fisik saya menjadi pembuka dalam setiap perjumpaan saya dengan teman-teman. "Wah, kamu kok gemuk sekali sekarang?".. "Wow, subur sekali badanmu!?" Begitu kata mereka tentang saya.
Saya sangat bersyukur dengan pujian itu, karena dulu semasa sekolah hingga tamat kuliah, saya dikenal sebagai pemuda dengan tubuh yang kurus.
Akan tetapi, pujian itu tak terlalu bermanfaat bagi kondisi fisik saya sebenarnya. Dengan berat badan 68 kg. gerak saya menjadi tidak leluasa, dan saya mulai merasakan gejala kurang menyenangkan.
Setiap bangun tidur, kaki-kaki saya terasa berat dan susah berjalan. Di bagian telapak kaki saya terasa seperti ada rasa urat yang membengkak. Kadang-kadang saya sangat gemar menginjak kerikil atau bagian-bagian permukaan yang agak tajam dengan bagian telapak kaki saya yang terasa bengkak. Semakin ditekan permukaan telapak kaki semakin terasa sakitnya.
Singkat kalam, pada bulan puasa kemarin, saya mencoba mempersedikit makan, baik untuk berbuka maupun untuk sahur. Saya hanya memperbanyak makan buah, terutama buah sawo kecik (sawo berkulit coklat). Kebetulan, selera makan saya pada bulan puasa ini memang agak berkurang.
Tanpa saya sadari, memasuki hari ke 18 puasa, rasa berat di kaki saya sehabis bangun tidur, mulai hilang. Begitu juga dengan rasa sakit di alas telapak kaki saya berangsur-angsur tak lagi terasa sakit saat ditekan atau selagi menginjak bebatuan di halaman.
Ini hanya sedikit manfaat nyata berpuasa yang saya rasakan dari segi fisik. Bagi Anda yang mengeluhkan berat badan, atau karena suatu penyakit yang ditimbulkan oleh berat badan berlebih, ada baiknya Anda mengamalkan ritual berpuasa, atau paling tidak mempersedikit kebiasaan mengkonsumsi makanan sehari-hari.
Tak semua makanan yang kita masukkan ke dalam tubuh kita mendatangkan manfaat. Karena itu, makanlah dari makanan yang bersih, tidak mengandung pengawet berlebih, dan halal. Dan jangan makan berlebihan. "kuluu wasyrabuu, wa laa tusrifuu. Innahu laa yuhibbulmusrifiin." Makan dan minumlah, tapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Dia (Tuhanmu) tidak menyukai hal-hal yang berlebihan."
Bali, 12 Syawal 1433 H.
Saya sendiri merasakan manfaat puasa seperti ujaran Nabi itu. Ceritanya begini; dulu sebelum nikah, berat bersih badan saya hanya 47 kilogram. Lima bulan setelah menikah bertambah menjadi 55 kilogram. Dan setahun kemudian melonjak tajam menjadi seberat 68 kilogram
Itu adalah berat badan tertinggi yang pernah saya capai. Akibatnya, banyak celana pantalon dan baju saya yang tiba-tiba terasa sesak dan tidak menyenangkan untuk dikenakan. Nomor pinggang celana saya semula 27 - 28 senti. Setelah berat badan saya meningkat menjadi 55 hingga 68, nomor pinggang celana yang bisa ditoleransi selebar 34 senti.
Banyak yang kaget melihat perubahan drastis bentuk tubuh saya yang kelewat gemuk. Seringkali ungkapan takjub melihat perubahan bentuk fisik saya menjadi pembuka dalam setiap perjumpaan saya dengan teman-teman. "Wah, kamu kok gemuk sekali sekarang?".. "Wow, subur sekali badanmu!?" Begitu kata mereka tentang saya.
Saya sangat bersyukur dengan pujian itu, karena dulu semasa sekolah hingga tamat kuliah, saya dikenal sebagai pemuda dengan tubuh yang kurus.
Akan tetapi, pujian itu tak terlalu bermanfaat bagi kondisi fisik saya sebenarnya. Dengan berat badan 68 kg. gerak saya menjadi tidak leluasa, dan saya mulai merasakan gejala kurang menyenangkan.
Setiap bangun tidur, kaki-kaki saya terasa berat dan susah berjalan. Di bagian telapak kaki saya terasa seperti ada rasa urat yang membengkak. Kadang-kadang saya sangat gemar menginjak kerikil atau bagian-bagian permukaan yang agak tajam dengan bagian telapak kaki saya yang terasa bengkak. Semakin ditekan permukaan telapak kaki semakin terasa sakitnya.
Singkat kalam, pada bulan puasa kemarin, saya mencoba mempersedikit makan, baik untuk berbuka maupun untuk sahur. Saya hanya memperbanyak makan buah, terutama buah sawo kecik (sawo berkulit coklat). Kebetulan, selera makan saya pada bulan puasa ini memang agak berkurang.
Tanpa saya sadari, memasuki hari ke 18 puasa, rasa berat di kaki saya sehabis bangun tidur, mulai hilang. Begitu juga dengan rasa sakit di alas telapak kaki saya berangsur-angsur tak lagi terasa sakit saat ditekan atau selagi menginjak bebatuan di halaman.
Ini hanya sedikit manfaat nyata berpuasa yang saya rasakan dari segi fisik. Bagi Anda yang mengeluhkan berat badan, atau karena suatu penyakit yang ditimbulkan oleh berat badan berlebih, ada baiknya Anda mengamalkan ritual berpuasa, atau paling tidak mempersedikit kebiasaan mengkonsumsi makanan sehari-hari.
Tak semua makanan yang kita masukkan ke dalam tubuh kita mendatangkan manfaat. Karena itu, makanlah dari makanan yang bersih, tidak mengandung pengawet berlebih, dan halal. Dan jangan makan berlebihan. "kuluu wasyrabuu, wa laa tusrifuu. Innahu laa yuhibbulmusrifiin." Makan dan minumlah, tapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Dia (Tuhanmu) tidak menyukai hal-hal yang berlebihan."
Bali, 12 Syawal 1433 H.
Komentar