Di ruang tamu, seseorang mempersilahkan saya dan kawan Robi masuk. Ruangan itu terasa lembab, sejuk. Saya menaksir bangunan rumah ini didirikan dari tahun yang telah lewat jauh. Belakangan saya ketahui berdiri di tahun sekitar 1970-an.
Ini kantor redaksi. Meja dengan komputer dan telepon. Dan orang-orang yang suntuk di depan layar monitor.
Satu dari redaktur itu yang kemudian saya kenal dipanggil dengan nama Bung Cae, mengenal baik kawan saya. Saya bersyukur dan menganggap ini sebagai permulaan yang bagus. Bung Cae adalah wartawan yang pernah satu lokasi dengan kawan Robi, saat kawan Robi bertugas di Bogor, sebelum ia dipindah ke Jakarta.
Selepas perbincangan basa basi yang kurang dari satu jam itu, saya diminta membuat berita: ramalan cuaca. Hmmm.. sejak kapan saya belajar jadi juru ramal. Saya diminta mengontak dinas BMG.
“Tolong dong buatin berita tentang cuaca hari ini dan tiga hari ke depan. Sekalian kontak pegawai BMG.” Kata Yang Terhormat Redaktur Senior Bung Cae kepada saya.
Kurang dari satu jam saya duduk di ruangan itu, belum hilang lelah rasa lelah setelah berjalan dari stasiun menuju tempat itu, saya langsung diperintahkan menulis berita. Apa-apaan ini... Beginikah cara kerja sebuah kantor berita portal? Pikirku.
Saya pikir, ini adalah ujian perdana. Setiap orang yang masuk dunia kerja tentu mendapat tes case terlebih dahulu.
Di hadapan saya, komputer dan pesawat telepon telah tersedia. Dengan gamang dan ragu-ragu, saya mengangkat gagang telpon. Saya mengontak pegawai BMG dan menanyakan situasi cuaca
Usai menelpon BMG dan mencatat poin pembicaraan singkat itu, saya duduk di depan komputer. Kawan Robi yang mengantar saya hanya duduk santai di meja. Ia memberi saya beberapa petunjuk tentang apa yang harus saya tulis dan bagaimana menuliskannya.
Ramalan cuaca. Saya diminta menulis berita ramalan cuaca. Seumur hidup saya tidak pernah mempelajari ramalan cuaca. Itu bukan bidang keilmuan saya. Ada ada saja. Tapi saya harus membuat ramalan cuaca sekarang juga.
Saya memberi judul tulisan perdana saya di Kabarpemilu.com “Jakarta Berawan, Gelombang Tinggi di Perairan Banten dan Sekitarnya.”
Sebelum tulisan itu selesai saya tulis, kawan Robi meminta diri. Ia hendak kembali ke
Sebetulnya saya ingin mengatakan: “jangan buru-buru, menginap saja dulu sampai sore” kepada kawan Robi. Tapi saya menahan diri untuk tidak mengatakannya. Kawan Robi punya kesibukan.
Saya orang baru di tempat ini. Di kantor ini. Di jalan Halimun 8. Saya belum lagi mengenal bagian-bagian ruang dalam kantor ini. Sebuah perintah menyelesaikan tulisan ramalan cuaca seperti menyodok jantung saya.
Satu jam, tulisan berisi ramalan cuaca selesai. Dua jam kemudian telah muncul di situs Kabarpemilu.com dan di situs Public.antaranews.com setelah lebih dari tiga kali saya baca ulang. Saya telah menyelesaikan tulisan perdana saya. Saya bersyukur dalam-dalam.
Komentar