Sungguh, saya tidak mengenal Mahmoud Darwish. Sampai suatu hari saya membaca tulisan wartawan senior Tempo, Gunawan Mohamad, di catatan pinggir, mengenang sang penyair dari Palestina itu, yang telah wafat pada 9 Agustus lalu. Yang saya tahu soal Palestina hanya sebuah negara yang tak henti didera konflik: agresi militer, serangan mortir, bom bunuh diri. Yang saya tahu tentang orang Palestina hanya para pejabat PLO dan Hammas; Arrafat, Mahmoud Abas, Khaled Meshal. Dan saya tidak mengenal bahwa tanah Palestina yang berlumur darah itu melahirkan seorang penyair terkenal, Mahmoud Darwish. Berikut ini saya sajikan sebuah artikel dari seseorang yang mengenal Darwish: Mahmoud Darwish: Seorang Rakyat dan Penyair oleh Ibtisam Barakat 22 Agustus 2008 Columbia, Missouri – Di suatu siang, 9 Agustus 2008, saya sedang bersiap-siap berbicara tentang pohon zaitun Palestina kepada sekelompok penulis dan pemikir di Keystone College in Pennsylvania. Untuk judul paparan tersebut, saya memecah kata olive ...
sayur asem adalah menu kesukaan saya terutama untuk teman makan siang, namun demikian blog ini berisi catatan gado-gado yang tidak dikhususkan untuk menceritakan pengalaman menyantap makan siang dengan sayur asem