Senin 21 Juli 2025. Hari ini akan jadi hari pertama bagi putriku, Dhiyaunnisa, masuk sekolah dasar. Sementara bagi putri sulungku, Sayasi Najida, juga akan menjadi hari pertamanya masuk sekolah Madrasah Tsanawiyah. Tak terasa, anak-anak kita sudah akan punya kenalan baru, dunia baru. Berbaur dengan banyak kawan dan teman, selangkah menjauh dari kita. Di dalam do'a, kami berharap mereka jadi anak yang baik, bermanfaat dan senantiasa menjadi permata hati orang tua.
Ada beberapa nama yang identik dengan penerbit LKiS. Salah satunya, Mas Imam Aziz. Lainnya ada M. Jadul Maula, Hairus Salim, Ahmad Fikri, Farid Wajidi. Ketika saya baru tiba di Yogya tahun 1999, penerbit LKiS (Lembaga Kajian Islam dan Sosial) itu sudah menjulang. Buku-buku terbitannya bermutu dan laris di pasaran. Jika tidak salah ingat, buku terbitan LKiS pertama yang kubeli berjudul "Kiri Islam" karya Kazuo Shimogaki yang berisi gagasan Hassan Hanafi, dan "Tuhan Tidak Perlu Dibela" bunga rampai esai-esai Gus Dur. Terus terang, selain kenal nama, saya tidak mengenal Mas Imam Aziz secara personal. Ia pernah diundang dalam beberapa diskusi di kampus. Tetapi, sebagai mahasiswa anak bawang, saya belum paham betul apa yang sedang dibicarakan dalam diskusi-diskusi itu. Majalah kampus tempatku bergiat pernah meminjam gedung LKPSM di Tompeyan atas ijin Mas Imam Aziz. Belakangan, setelah saya terlibat jadi kader di lingkaran PMII, saya baru mengerti apa proye...