Buya Syafi'i hari ini pergi. Dia meninggalkan kita semua, bangsa yang kokoh meski terbelah. Terbelah oleh perbedaan pandangan, oleh aspirasi politik dan kepentingan. Suatu keadaan yang mungkin masih ditangisinya hingga akhir hayat. Saya ingin mengenang satu perjumpaan pertama saya dengan Buya Syafi'i. Pernyataan Buya Syafi'i dalam pertemuan itu sangat membekas dalam ingatan saya. Tahun 2001, saya sudah lupa hari dan tanggalnya. Ada acara bedah buku berjudul "Demokrasi untuk Indonesia" karya Hasan Tiro, bertempat di Ruang Pertemuan Lantai 2 Fisipol UGM. Satu diantara pembicara dalam pertemuan itu adalah Dr. Ahmad Syafii Maarif. Lainnya, Tengku Ibrahim namanya. Acara dimulai jam 10 pagi. Peserta diskusi tidak banyak, karena ada beberapa kursi kosong. Saya hadir dalam acara itu bersama-sama empat rekan sesama mahasisawa IAIN Sunan Kalijaga yang doyan hadir dalam pertemuan-pertemuan seminar, bedah buku, diskusi publik dan apa saja yang tidak memungut biay...
sayur asem adalah menu kesukaan saya terutama untuk teman makan siang, namun demikian blog ini berisi catatan gado-gado yang tidak dikhususkan untuk menceritakan pengalaman menyantap makan siang dengan sayur asem