Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018

Pram dan Aku

Hari ini 30 April, tanggal wafat Pramudya Ananta Toer. Sastrawan paling produktif di Indonesia yang pernah aku kenal dan aku baca karyanya. Catatan ini akan menguraikan awal perjumpaanku dengan karya-karya Pram, dan bagaimana karya-karya itu telah turut membentuk jalan pikiranku selama aku menjadi mahasiswa di Jogja. Pram  adalah nama baru yang kukenal setelah aku hijrah ke Jogja. Di pesantren, semasa duduk di bangku SMP, sastrawan yang banyak beredar karyanya di toko buku dan terpajang di perpustakaan hanyalah mereka yang dari angkatan Balai Pustaka; sebut nama segelintir dari mereka; Hamka, Marah Rusli, Sutan Takdir Alisyahbana. Seingatku, karya novel pertama yang aku baca sewaktu masih di bangku SMP adalah karya Hamka, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk dan Di Bawah Lindungan Ka'bah. Lalu Layar Terkembang karya Sutan Takdir, dan terakhir Kasih Tak Sampai karya Marah yang tak gampang marah. :) Nama Pram tak sekalipun pernah kudengar. Di buku pelajaran bahasa dan sastra juga ...